Sistem peredaran
darah kita dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan (faktor
genetis), baik pada darah maupun pada alat-alat peredaran darah. misalnya
penyakit anemia, hemofilia, varises, dan jantung koroner. Dapatkah kamu
menyebutkan contoh lainnya? Dari berbagai macam penyakit yang mengganggu sister
peredaran darah kita, dapatlah dikelompokan menjadi 2, yaitu:
1. Kelainan pada darah, antara
lain: anemia, thalasemia, leukimia, dan hemofilia.
2. Kelainan pada pembuluh darah
dan jantung, antara lain: varises, angina, dan jantung koroner.
Apa penyebab dan
bagaimana dan gejala dari gangguan-gangguan tersebut? Mari pelajari uraiannya
berikut ini.
ANEMIA
Anemia sering
disebut sebagai penyakit kurang darah. pengertian tersebut sebenarnya kurang
tepat, sebab anemia ditemui juga pada seseorang yang mempunyai jumlah sel darah
merah normal, namun ternyata jumlah hemoglobin dalam setiap sel darah merahnya
kurang. Jadi, anemia sebenarnya adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin di
dalam darah.
Penyebab anemia
dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kandungan hemoglobin
dalam eritrosit, kurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya
volume darah dari volume normal. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan
kemampuan darah mengikat oksigen menjadi rendah . lihat gambar 10!
Anemia juga dapat terjadi jika tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya skibat kecelakaan. Kekurangan darah ini dapat diatasi dengan transfusi darah. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12 (yang membantu pematangan sel darah merah), anemia ini disebut anemia pernisiosa. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin B12 atau mengkonsumsi makanan sumber zat besi.
Ada jenis
anemia yang bersipat genetis dan mematikan, yaitu thalasemia dan sickle
cell anemia (anemia sel sabit). Apakah perbedaan antara
keduanya? Thalasemia disebabkan kegagalan pembentukan
hemoglobin akibat kerusakan gen globin. Sedangkan anemia sel sabit disebabkan
adanya eritrisit yang berbentuk bulan sabit.
Anemia pada
ibu hamil dan menyusui dapat diatasi atau dicegah dengan mengkonsumsi makanan
sumber zat besi dan vitamin B12, seperti susu, telur, hati ayam dan hati sapi.
THALASEMIA
Thalasemia
adalah penyakit anemia hemolitik atau kondisi kelainan genetika dimana tubuh
tidak mampu memproduksi globin, suatu protein pembentuk hemoglobin. Kalaupun
penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya
lebih singkat dan lebih rapuh atau lebih mudah rusak. Penyakit ini bersipat
genetis, artinya diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya,secara
resesif.
Secara klinis thalasemia
dibedakan menjadi 3 tingkatan sesuai beratnya gejala klinis, yaitu thalasemai
mayor, thalasemia intermedia, thalasemia minor atau troit (pembawa sifat).
Batas di antara tingkatan tersebut sering kurang jelas. Namun gejala dari
ketiga tingkatan thalasemia tersebut dapat diperkirakan.yaitu sebagai berikut:
Thalasemia
mayor (Thalasemia homozigot)
Penderita
thalasemia ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan
tidak dapat hidup tanpa di tranfusi. Ini dapat berakibat fatal, karena efek
samping dari tranfusi darah yang terus menerus yaitu berupa kelebihan zat desi
(Fe). Hati dan limpa mengalami pembesaran akibat penangkapan dan penghancuran
sel darah merah yang rusak secara berlebihan. Bahkan limpa yang membesar
tersebut dapat menghancurkan sel darah merah yang belum rusak.
Salah satu
ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang yang berupa tulang
pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol(disebut gacies cooley),
penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi
lemah dan keropos. Pertumbuhan gigi pun biasanya buruk. Gejala lain yang tampak
ialah anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai umur atau berat badan
kurang. Dan perut membuncit. Jika penderita tidak sering mendapat tranfusi
darah, kulit akan menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan
besi dalam jarinagn kulit.
Thalasemia
intermedia. Penderita
thalasemia tingkat ini kedaan klinisnya lebih baik atau gejalanya lebih ringan
dibandingkan dengan penderita thalasemia mayor. Gejala anemia tergolong sedang.
Gejala perubahan bentuk wajah seperti pada thalesemia mayor dan gambaran
kelebiahan beban besi, baru nampak pada masa dewasa.
Thalasemia
minor atau troit (pembawa sifat).
Penderita thalasemia ini
umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai oleh anemia
mikrositin atau anemia ringan.
Dapatkah
thalasemia dicegah atau diobati?
Untuk
mencegah terjadinya thalasemia pada keturunan atau anak, pasangan wanita dan
pria yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai
hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya.
Peluang untuk
sembuh dari thalasemia memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi kondisi
fisik, ketersediaan darah donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita
thalasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah
teratur untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya normal yaitu 12gr/dL
(gram per desiliter), dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau
kadar zat besi di dalam tubuh.
Penderita
thalasemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan
dan produk fermentasi. Karena makanan tersebut dapat meningkatkan penyerapan
zat besi di dalam tubuh. Salah satu cara untuk mengobati thalasemia adalah
dengan transflantasisumsum tulang dan teknologi sel punca (stem cell).
Pada tahun 2009, seorang penderita thalasemia dari india berhasil sembuh
setelah memperoleh ekstrak sel punca dari adiknya yang baru lahir.
LEUKIMIA
(KANKER DARAH)
Leukimia
(kanker darah) adalah gangguan pada sistem peredaran darah dimana jumlah sel
darah putih (leukosit) jauh diatas jumlah normal, akibat pembelahan sel
leukosit yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah puti akan menjadi
‘ganas’ karena memakan sel-sel darah merah (eritrosit), sehingga orang tersebut
menjadi anemia berat.
Penderita
leukimia menunjukan gejala seperti mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
pendarahan. Ada 2 tingkatan leukimia, yaitu leukimia akut dan leukimia
kronis. Perbedaan di antara keduanya adalah; pada leukimia akut di
tandai oleh suatu ‘perjalanan’ penyakit yang sangat cepat, memburuk, dan
mematikan. Apabila penderita penyakit ini tidak segera mendapat perawatan atau
di obati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu atau hari.
Sedangkan
pada leukimia kronis ditandai dengan suatu ‘perjalanan’
penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih
lama, hingga lebih dari satu tahun. Leukimia dibedakan menjadi 2 jenis
berdasarkan jenis selnya yaitu leukimia limfositik, danleukimia
mielositik. Apabila pada saat pemeriksaan diketahui leukimia
mempengaruhi limfosit atau sel limfoid maka maka disebut leukimia limfositik.
Sedangkan apabila leukimia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil,
dan eosinofil maka disebut leukimia mielositik.
HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit pada
darah dimana darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja dapat menyebabkan
darah akan mengucur terus sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah,
bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyak ini bersifat menurun, diwariskan oleh
orang tua kepada keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan mendapat
warisan penyakit ini karena gen hemofilia menampakkan pengruhnya pada
laki-laki. Sebaliknya, hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuan penderita
akan mati sebelum dewasa. Karena menurun penyakit ini tidak bisa disembuhkan.
Untuk mencegahnya, hindari perkawinan dengan orang yang memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat dengan penderita hemofilia.
VARISES
Varises
adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) sehingga tampak membesar.
Penyebab
varises:
1) Berkurangnya
elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena melemah dan
tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagai mana mestinya. Aliran darah
dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah
harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.
2) Rusaknya
katup pembuluh vena, kita ketahui bahwa katup atau klep ini bertugas menahan
darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak
membuat darah bekumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran
darah.
Pemicu varises antara lain adalah faktor keturunan,
kehamilan, kurang gerak, merokok, terlalu banyak berdiri, menderita kolesrterol
tinggi dan kencin manis, juga karena sering memakai sepatu hak tinggi.
Karenanya, agar seseorang dapat terhindar dari varises atau meminimalkan resiko
timbulnya varises, maka tinggalkan kebiasaan hidup yang memicu timbulnya
varises. Misalnya dengan rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang sehat,
tidak merokok, dan atau meliruskan posisi kaki saat duduk. Gejala terjadinya
varises:
· Mula-mula
kaki dan tungkai terasa berat, di ikuti otot yang mudah pegal, kaki panas, dan
sakit seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang
malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
· Mudah kram,
meski kaki dalam kondisi santai.
· Muncul
pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
· Kaki bengkak (oedema)
karena adanya pembendungan darah.
· Perubahan
pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat
kebiru-biruan dan berbelok-belok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.
ANGINA
PEKTORIS
Angina
pektoris yang dikenal sebagai Angin Duduk merupakan
suatu sindroma gangguan pada dada berupa rasa nyeri atau tertekan yang bersifat
sementara, saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Gangguan
yang menyerang jantung ini terjadi karena kurangnya pasokan oksigen akibat
terganggunya aliran darah ke arteri yang mengalirkan darah ke dalam miokardium (otot
jantung). Penyumbatan atau penyempitan arteri jantung yang mengakibatkan angina
adalah jika penyumbatan mencapai 70%. Namn beberapa orangyang mengalami nyeri
dada, terkadang memiliki arteri jantung normal. Hal ini dapat disebabkan oleh
kelainan komponen darah, kekurangan oksigen, adanya anemia parah, atau
kebiasaan merokok.
Penderita
angina biasanya laki-laki berusia diatas 50 tahun atau wanita berusia diatas 60
tahun. Beberapa lokasi di tubuh yang bisa merasakan nyeri antara lain bahu kiri
atau di lengan kiri sebelah dalam, punggung, tenggorokan, rahang atau gigi,
lengan kanan (kadang-kadang). Angina pektoris dapat berkembang menjadi infark
miokard (serangan jantung). Apabila serangan ini datang ketika kita
sedang sendiri, yang perlu dilakukan adalah jangan panik, ambil nafas
dalam-dalam dan berusahalah batuk sekencang mungkin, karena hal ini dapat
memberikan asupan oksigen yang dibutuhkan jantung.
Angina pektoris
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu Angian klasik (stabil),Angina
varian, danAngina tidak stabil. Angina klasik biasanya
terjadi saat seseorang melakukan aktifitas fisik. Angina varian biasanya
terjadi saat istirahat dan biasanya terjadi di pagi hari. Sedangkan angina
tidak stabil tidak dapat di prediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat
istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik.
JANTUNG
KORONER
Penyakit
jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
bagian dalam dari pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Hal inilama
kelamaan diikuti oleh berbagai prose4s antara lain seperti penimbunan jaringan
ikat, perkapuran dan pembekuan darah pada dinding pembuluh jantung tersebut,
yang semua itu akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah. menyenpitnya
pembuluh darah jantung ini tentu dapat mengakibatkan otot jantung di daerah
tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan angina
pektoris (nyeri dada) atau bahkan hingga infark jantung (
serangan jantung) yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Adapun beberapa faktor
penyebab penyakit jantung koroner adalah: tekanan darah tinggi (hipertensi),
kadar kolesterol (LDL) tinggi sedangkan kolesterol HDL rendah, merokok,
diabetes melitus, kegemukan (obesitas), faktor keturunan, kurang olah raga, dan
stres.
Apabila
terdapat dua atau lebih faktor penyebab tersebut pada diri seseorang, maka akan
berlipat kali pula resiko terkena penyakit jantung koroner.
Siswa SMP
demikian uraian singkat mengenai Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah Manusia,
diharapkan kamu sudah memahaminya. Kini kamu dapat membedakan antara penyakit
atau gangguan yang menyerang darah dengan yang menyerang alat peredaran darah,
bukan? Selain itu kamu juga dapat membedakan penyakit-penyakit tersebut dari
gejala-gejalanya, bukan? Bagus! Sekarang coba kamu kerjakan Latihan soal 4
berikut ini. Usahakan tidak melihat kembali ke uraian meteri, agar kamu
mengetahui sejauh mana pemahaman kamu tentang uraian materi yang sudah kamu
pelajari.
No comments:
Post a Comment