Saturday, December 8, 2012
Register
Register adalah rangkaian logika yang digunakan untuk menyimpan data. Dengan kata lain, register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi satu.
Flip-Flop disebut juga sebagai register 1 bit.
Jadi untuk menyimpan 4 bit data, register harus terdiri dari 4 buah flip-flop.
Register selain digunakan sebagai penyimpan data, juga sering digunakan sebagai Counter dan operasi bilangan.
Untuk menyimpan data pada register, dapat dilakukan dengan dua cara:
Disimpan secara sejajar (Parallel In) :
Pada cara ini semua bagian register atau masing-masing flip-flop di isi (dipicu) pada saat yang bersamaan.
Disimpan secara seri (Serial In) :
Pada cara ini, data dimasukkan bit demi bit mulai dari flip-flop yang paling ujung (dapat dari kiri atau dari kanan), dan digeser sampai semuanya terisi.
Bila data digeser dari kanan kekiri disebut “Register geser kiri” (Shift Left Register), sebaliknya bila data digeser dari kiri kekanan disebut “Register geser kanan” (Shift Right Register).
Wednesday, November 28, 2012
Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah
Sistem peredaran
darah kita dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan (faktor
genetis), baik pada darah maupun pada alat-alat peredaran darah. misalnya
penyakit anemia, hemofilia, varises, dan jantung koroner. Dapatkah kamu
menyebutkan contoh lainnya? Dari berbagai macam penyakit yang mengganggu sister
peredaran darah kita, dapatlah dikelompokan menjadi 2, yaitu:
1. Kelainan pada darah, antara
lain: anemia, thalasemia, leukimia, dan hemofilia.
2. Kelainan pada pembuluh darah
dan jantung, antara lain: varises, angina, dan jantung koroner.
Apa penyebab dan
bagaimana dan gejala dari gangguan-gangguan tersebut? Mari pelajari uraiannya
berikut ini.
ANEMIA
Anemia sering
disebut sebagai penyakit kurang darah. pengertian tersebut sebenarnya kurang
tepat, sebab anemia ditemui juga pada seseorang yang mempunyai jumlah sel darah
merah normal, namun ternyata jumlah hemoglobin dalam setiap sel darah merahnya
kurang. Jadi, anemia sebenarnya adalah penyakit akibat kekurangan hemoglobin di
dalam darah.
Penyebab anemia
dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya kandungan hemoglobin
dalam eritrosit, kurangnya jumlah eritrosit dalam darah, dan atau kurangnya
volume darah dari volume normal. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan
kemampuan darah mengikat oksigen menjadi rendah . lihat gambar 10!
Anemia juga dapat terjadi jika tubuh seseorang terluka dan mengeluarkan banyak darah, misalnya skibat kecelakaan. Kekurangan darah ini dapat diatasi dengan transfusi darah. Anemia juga dapat terjadi karena kekurangan ion besi, atau kekurangan vitamin B12 (yang membantu pematangan sel darah merah), anemia ini disebut anemia pernisiosa. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin B12 atau mengkonsumsi makanan sumber zat besi.
Ada jenis
anemia yang bersipat genetis dan mematikan, yaitu thalasemia dan sickle
cell anemia (anemia sel sabit). Apakah perbedaan antara
keduanya? Thalasemia disebabkan kegagalan pembentukan
hemoglobin akibat kerusakan gen globin. Sedangkan anemia sel sabit disebabkan
adanya eritrisit yang berbentuk bulan sabit.
Anemia pada
ibu hamil dan menyusui dapat diatasi atau dicegah dengan mengkonsumsi makanan
sumber zat besi dan vitamin B12, seperti susu, telur, hati ayam dan hati sapi.
THALASEMIA
Thalasemia
adalah penyakit anemia hemolitik atau kondisi kelainan genetika dimana tubuh
tidak mampu memproduksi globin, suatu protein pembentuk hemoglobin. Kalaupun
penderita thalasemia mampu memproduksi eritrosit, biasanya usia sel darahnya
lebih singkat dan lebih rapuh atau lebih mudah rusak. Penyakit ini bersipat
genetis, artinya diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya,secara
resesif.
Secara klinis thalasemia
dibedakan menjadi 3 tingkatan sesuai beratnya gejala klinis, yaitu thalasemai
mayor, thalasemia intermedia, thalasemia minor atau troit (pembawa sifat).
Batas di antara tingkatan tersebut sering kurang jelas. Namun gejala dari
ketiga tingkatan thalasemia tersebut dapat diperkirakan.yaitu sebagai berikut:
Thalasemia
mayor (Thalasemia homozigot)
Penderita
thalasemia ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan
tidak dapat hidup tanpa di tranfusi. Ini dapat berakibat fatal, karena efek
samping dari tranfusi darah yang terus menerus yaitu berupa kelebihan zat desi
(Fe). Hati dan limpa mengalami pembesaran akibat penangkapan dan penghancuran
sel darah merah yang rusak secara berlebihan. Bahkan limpa yang membesar
tersebut dapat menghancurkan sel darah merah yang belum rusak.
Salah satu
ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang yang berupa tulang
pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol(disebut gacies cooley),
penonjolan dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi
lemah dan keropos. Pertumbuhan gigi pun biasanya buruk. Gejala lain yang tampak
ialah anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai umur atau berat badan
kurang. Dan perut membuncit. Jika penderita tidak sering mendapat tranfusi
darah, kulit akan menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan
besi dalam jarinagn kulit.
Thalasemia
intermedia. Penderita
thalasemia tingkat ini kedaan klinisnya lebih baik atau gejalanya lebih ringan
dibandingkan dengan penderita thalasemia mayor. Gejala anemia tergolong sedang.
Gejala perubahan bentuk wajah seperti pada thalesemia mayor dan gambaran
kelebiahan beban besi, baru nampak pada masa dewasa.
Thalasemia
minor atau troit (pembawa sifat).
Penderita thalasemia ini
umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai oleh anemia
mikrositin atau anemia ringan.
Dapatkah
thalasemia dicegah atau diobati?
Untuk
mencegah terjadinya thalasemia pada keturunan atau anak, pasangan wanita dan
pria yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai
hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya.
Peluang untuk
sembuh dari thalasemia memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi kondisi
fisik, ketersediaan darah donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita
thalasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah
teratur untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya normal yaitu 12gr/dL
(gram per desiliter), dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau
kadar zat besi di dalam tubuh.
Penderita
thalasemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan
dan produk fermentasi. Karena makanan tersebut dapat meningkatkan penyerapan
zat besi di dalam tubuh. Salah satu cara untuk mengobati thalasemia adalah
dengan transflantasisumsum tulang dan teknologi sel punca (stem cell).
Pada tahun 2009, seorang penderita thalasemia dari india berhasil sembuh
setelah memperoleh ekstrak sel punca dari adiknya yang baru lahir.
LEUKIMIA
(KANKER DARAH)
Leukimia
(kanker darah) adalah gangguan pada sistem peredaran darah dimana jumlah sel
darah putih (leukosit) jauh diatas jumlah normal, akibat pembelahan sel
leukosit yang tak terkendali. Disamping itu, sel darah puti akan menjadi
‘ganas’ karena memakan sel-sel darah merah (eritrosit), sehingga orang tersebut
menjadi anemia berat.
Penderita
leukimia menunjukan gejala seperti mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan
pendarahan. Ada 2 tingkatan leukimia, yaitu leukimia akut dan leukimia
kronis. Perbedaan di antara keduanya adalah; pada leukimia akut di
tandai oleh suatu ‘perjalanan’ penyakit yang sangat cepat, memburuk, dan
mematikan. Apabila penderita penyakit ini tidak segera mendapat perawatan atau
di obati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu atau hari.
Sedangkan
pada leukimia kronis ditandai dengan suatu ‘perjalanan’
penyakit yang tidak begitu cepat, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih
lama, hingga lebih dari satu tahun. Leukimia dibedakan menjadi 2 jenis
berdasarkan jenis selnya yaitu leukimia limfositik, danleukimia
mielositik. Apabila pada saat pemeriksaan diketahui leukimia
mempengaruhi limfosit atau sel limfoid maka maka disebut leukimia limfositik.
Sedangkan apabila leukimia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil,
dan eosinofil maka disebut leukimia mielositik.
HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit pada
darah dimana darah sulit membeku. Luka yang sedikit saja dapat menyebabkan
darah akan mengucur terus sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah,
bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyak ini bersifat menurun, diwariskan oleh
orang tua kepada keturunannya. Kaum pria lebih besar kemungkinan mendapat
warisan penyakit ini karena gen hemofilia menampakkan pengruhnya pada
laki-laki. Sebaliknya, hemofilia bersifat mematikan sehingga anak perempuan penderita
akan mati sebelum dewasa. Karena menurun penyakit ini tidak bisa disembuhkan.
Untuk mencegahnya, hindari perkawinan dengan orang yang memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat dengan penderita hemofilia.
VARISES
Varises
adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) sehingga tampak membesar.
Penyebab
varises:
1) Berkurangnya
elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena melemah dan
tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagai mana mestinya. Aliran darah
dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah
harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.
2) Rusaknya
katup pembuluh vena, kita ketahui bahwa katup atau klep ini bertugas menahan
darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak
membuat darah bekumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran
darah.
Pemicu varises antara lain adalah faktor keturunan,
kehamilan, kurang gerak, merokok, terlalu banyak berdiri, menderita kolesrterol
tinggi dan kencin manis, juga karena sering memakai sepatu hak tinggi.
Karenanya, agar seseorang dapat terhindar dari varises atau meminimalkan resiko
timbulnya varises, maka tinggalkan kebiasaan hidup yang memicu timbulnya
varises. Misalnya dengan rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang sehat,
tidak merokok, dan atau meliruskan posisi kaki saat duduk. Gejala terjadinya
varises:
· Mula-mula
kaki dan tungkai terasa berat, di ikuti otot yang mudah pegal, kaki panas, dan
sakit seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang
malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
· Mudah kram,
meski kaki dalam kondisi santai.
· Muncul
pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
· Kaki bengkak (oedema)
karena adanya pembendungan darah.
· Perubahan
pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat
kebiru-biruan dan berbelok-belok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.
ANGINA
PEKTORIS
Angina
pektoris yang dikenal sebagai Angin Duduk merupakan
suatu sindroma gangguan pada dada berupa rasa nyeri atau tertekan yang bersifat
sementara, saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Gangguan
yang menyerang jantung ini terjadi karena kurangnya pasokan oksigen akibat
terganggunya aliran darah ke arteri yang mengalirkan darah ke dalam miokardium (otot
jantung). Penyumbatan atau penyempitan arteri jantung yang mengakibatkan angina
adalah jika penyumbatan mencapai 70%. Namn beberapa orangyang mengalami nyeri
dada, terkadang memiliki arteri jantung normal. Hal ini dapat disebabkan oleh
kelainan komponen darah, kekurangan oksigen, adanya anemia parah, atau
kebiasaan merokok.
Penderita
angina biasanya laki-laki berusia diatas 50 tahun atau wanita berusia diatas 60
tahun. Beberapa lokasi di tubuh yang bisa merasakan nyeri antara lain bahu kiri
atau di lengan kiri sebelah dalam, punggung, tenggorokan, rahang atau gigi,
lengan kanan (kadang-kadang). Angina pektoris dapat berkembang menjadi infark
miokard (serangan jantung). Apabila serangan ini datang ketika kita
sedang sendiri, yang perlu dilakukan adalah jangan panik, ambil nafas
dalam-dalam dan berusahalah batuk sekencang mungkin, karena hal ini dapat
memberikan asupan oksigen yang dibutuhkan jantung.
Angina pektoris
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu Angian klasik (stabil),Angina
varian, danAngina tidak stabil. Angina klasik biasanya
terjadi saat seseorang melakukan aktifitas fisik. Angina varian biasanya
terjadi saat istirahat dan biasanya terjadi di pagi hari. Sedangkan angina
tidak stabil tidak dapat di prediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat
istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik.
JANTUNG
KORONER
Penyakit
jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
bagian dalam dari pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Hal inilama
kelamaan diikuti oleh berbagai prose4s antara lain seperti penimbunan jaringan
ikat, perkapuran dan pembekuan darah pada dinding pembuluh jantung tersebut,
yang semua itu akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah. menyenpitnya
pembuluh darah jantung ini tentu dapat mengakibatkan otot jantung di daerah
tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan angina
pektoris (nyeri dada) atau bahkan hingga infark jantung (
serangan jantung) yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Adapun beberapa faktor
penyebab penyakit jantung koroner adalah: tekanan darah tinggi (hipertensi),
kadar kolesterol (LDL) tinggi sedangkan kolesterol HDL rendah, merokok,
diabetes melitus, kegemukan (obesitas), faktor keturunan, kurang olah raga, dan
stres.
Apabila
terdapat dua atau lebih faktor penyebab tersebut pada diri seseorang, maka akan
berlipat kali pula resiko terkena penyakit jantung koroner.
Siswa SMP
demikian uraian singkat mengenai Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah Manusia,
diharapkan kamu sudah memahaminya. Kini kamu dapat membedakan antara penyakit
atau gangguan yang menyerang darah dengan yang menyerang alat peredaran darah,
bukan? Selain itu kamu juga dapat membedakan penyakit-penyakit tersebut dari
gejala-gejalanya, bukan? Bagus! Sekarang coba kamu kerjakan Latihan soal 4
berikut ini. Usahakan tidak melihat kembali ke uraian meteri, agar kamu
mengetahui sejauh mana pemahaman kamu tentang uraian materi yang sudah kamu
pelajari.
Tuesday, November 20, 2012
Cara Menginstall Delphi
Pada Folder installan Delphi,
Klik install.exe sampai muncul gambar di bawah ini
Pilih Next
pPilih I Agree
Pilih Next
Pilih tombol Install untuk
memulai proses intallasi.
tTunggu hingga selsai
Saturday, November 10, 2012
Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
Pengertian B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan
limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan
atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Intinya adalah setiap materi yang karena
konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya mengandung B3 dan membahayakan
manusia, mahluk hidup dan lingkungan, apapun jenis sisa bahannya.
Definisi limbah B3 berdasarkan
BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Tujuan pengelolaan limbah B3
Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah
dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang
berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat,
pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga
kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran
akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya
optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.
Identifikasi limbah B3
Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2
(dua) kategori, yaitu:
- Berdasarkan
sumber
- Berdasarkan karakteristik
Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi
menjadi:
·
Limbah B3
dari sumber spesifik;
·
Limbah B3
dari sumber tidak spesifik;
·
Limbah B3
dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi.
Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan
karakteristik ditentukan dengan:
·
mudah
meledak;
·
pengoksidasi;
·
sangat
mudah sekali menyala;
·
sangat mudah
menyala;
·
mudah
menyala;
·
amat
sangat beracun;
·
sangat
beracun;
·
beracun;
·
berbahaya;
·
korosif;
·
bersifat
iritasi;
·
berbahayabagi
lingkungan;
·
karsinogenik;
·
teratogenik;
·
mutagenik.
Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan
lebih banyak dari PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam)
kriteria, yaitu:
·
mudah
meledak;
·
mudah
terbakar;
·
bersifat
reaktif;
·
beracun;
·
menyebabkan
infeksi;
·
bersifat
korosif.
Peningkatan karakteristik materi yang disebut B3
ini menunjukan bahwa pemerintah sebenarnya memberikan perhatian khusus untuk
pengelolaan lingkungan Indonesia. Hanya memang perlu menjadi perhatian bahwa
implementasi dari Peraturan masih sangat kurang di negara ini.
Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan
pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.
Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus
mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap
aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk
aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan
selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.
Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor
Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995 tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (www.menlh.go.id/i/art/pdf_1054679307.pdf)
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
- Lokasi
pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi
penghasil limbah atau di luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan
di dalam area penghasil harus:
1. daerah bebas banjir;
2. jarak dengan fasilitas umum
minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil
harus:
1. daerah bebas banjir;
2. jarak dengan jalan utama/tol
minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
3. jarak dengan daerah beraktivitas
penduduk dan aktivitas umum minimum 300 m;
4. jarak dengan wilayah perairan dan
sumur penduduk minimum 300 m;
5. dan jarak dengan wilayah
terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum 300 m.
- Fasilitas
pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem
operasi, meliputi:
1. sistem kemanan fasilitas;
2. sistem pencegahan terhadap
kebakaran;
3. sistem pencegahan terhadap
kebakaran;
4. sistem penanggulangan keadaan
darurat;
5. sistem pengujian peralatan;
6. dan pelatihan karyawan.
Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis
limbah yang ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar
terhadap lingkungan.
- Penanganan
limbah B3 sebelum diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan
uji analisis kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan
limbah tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat
ditentukan metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan
karakteristik dan kandungan limbah.
- Pengolahan
limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari
karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat
dilakukan dengan proses sbb:
1. proses secara kimia, meliputi:
redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran
ion dan pirolisa.
2. proses secara fisika, meliputi:
pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik
dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
3. proses stabilisas/solidifikasi,
dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan
cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke
tempat penimbunan akhir
4. proses insinerasi, dengan cara
melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan
efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu
materi limbah B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa
pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr
Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap
satu jenis
limbah B3, tetapi
proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan
jenis dan materi limbah.
- Hasil
pengolahan limbah B3
Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3
yang telah diolah dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir
tersebut dengan jangka waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis
masa pakainya atau ditutup.
Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses
pengelolaan, termasuk penghasil limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH
dengan periode triwulan (setiap 3 bulan sekali).
Teknologi Pengolahan
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di
industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical
conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.
- Chemical
Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan
limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan utama dari chemical
conditioning ialah:
- menstabilkan
senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
- mereduksi
volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
- mendestruksi
organisme patogen
- memanfaatkan
hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki
nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
- mengkondisikan
agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat
diterima lingkungan
Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan
sebagai berikut:
Concentration thickening
Tahapan
ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini
ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini
pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada
tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity
thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.
Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan
kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan
patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara
kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan
adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid.
Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan
kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara
biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan
reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning,
anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment, polyelectrolite
flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
De-watering and drying
De-watering
and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan
sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini
umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying
bed, filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt
press.
Disposal
Disposal
ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting.
Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop
land, atau injection well.
- Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:
0. Macroencapsulation,
yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks
struktur yang besar
1. Microencapsulation,
yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus
secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
2. Precipitation
3. Adsorpsi, yaitu proses
dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui
mekanisme adsorpsi.
4. Absorbsi, yaitu proses
solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat
5. Detoxification, yaitu
proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat
toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi
umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang
diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant
mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL
berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
- Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem
insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain
menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran,
heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem
insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah
padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed,
open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous
waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator
tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat
mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan.
Proses Pembakaran (Inceneration) Limbah B3
Limbah B3 kebanyakan terdiri dari karbon,
hydrogen dan oksigen. Dapat juga mengandung halogen, sulfur, nitrogen dan logam
berat. Hadirnya elemen lain dalam jumlah kecil tidak mengganggu proses oksidasi
limbah
B3.
Struktur molekul umumnya menentukan bahaya dari suatu zat organic terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. Bila molekul limbah dapat dihancurkan dan diubah
menjadi karbon dioksida (CO2), air dan senyawa anorganik, tingkat
senyawa organik akan berkurang. Untuk penghancuran dengan panas merupakan salah
satu teknik untuk mengolah limbah B3.
Inceneration adalah alat untuk menghancurkan limbah
berupa pembakaran dengan kondisi terkendali. Limbah dapat terurai dari senyawa
organik menjadi senyawa sederhana seperti CO2 dan H2O.
Incenerator efektif terutama untuk buangan organik
dalam bentuk padat, cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak
biasa digunakan limbah organik seperti lumpur logam berat (heavy metal sludge)
dan asam anorganik. Zat karsinogenik patogenik dapat dihilangkan dengan
sempurna bila insenerator dioperasikan I
Incenerator memiliki kelebihan, yaitu dapat
menghancurkan berbagai senyawa organik dengan sempurna, tetapi terdapat
kelemahan yaitu operator harus yang sudah terlatih. Selain itu biaya investasi
lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain dan potensi emisi ke atmosfir
lebih besar bila perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan operasional.
Friday, September 21, 2012
Rumus Trigonometri untuk sudut ganda.ppt
download disini
Sunday, September 9, 2012
Kebudayaan Logam di Indonesia.ppt
dapat di download disini
Thursday, September 6, 2012
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Gerak
Rangka dan otot yang kita gunakan setiap hari tidak selamanya
berfungsi secara normal. Rangka dan otot juga dapat mengalami gangguan.
Pernahkah kamu keseleo atau melihat pemain sepak bola yang mengalami patah tulang?
Semua kejadian itu termasuk gangguan pada sistem gerak.
1.
Gangguan dan Kelainan pada Rangka
Gangguan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan
secara fsik, fisiologis, gangguan tulang
belakang, dan persendian.
Gangguan fisik
Gangguan Retak tulang atau patah tulang pada anak-anak lebih mudah
disembuhkan dibandingkan pada orang dewasa karena pada anak-anak masih terjadi pertumbuhan
tulang dan tulangnya masih banyak mengandung zat perekat. Patah tulang yang
tidak ditangani dengan baik dan benar dapat menyebabkan kelainan pada tulang.
Kelainan itu misalnya tulang tangan menjadi bengkok karena tulang tangan yang
patah tidak tersambung dengan benar.
Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi dan zat kapur (kalsium) pada makanan sehingga pertumbuhan dan pembentukan
tulang tidak sempurna.
2) Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan
gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil disebabkan karena
pada masa bayi kekurangan kalsium.
3) Osteoporosis
Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang
sehingga tulang menjadi rapuh. Hal ini terjadi karena lambatnya
osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan-bahan
tulang. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon
kelamin pada pria dan wanita, kurangnya asupan kalsium, serta vitamin D.
Perhatikan gambar 3.20.
Gangguan tulang belakang
Gangguan tulang belakang
Gangguan tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi
tulang belakang (spina) sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang
belakang. Kelainan atau gangguan tulang belakang, antara lain:
1) Skoliosis, tulang
punggung bengkok ke kiri atau ke kanan.
2) Lordosis, tulang
punggung terlalu bengkok ke depan.
3) Kifosis, tulang
punggung terlalu bengkok ke belakang.
Kelainan
tulang punggung tersebut di atas disebabkan kebiasaan duduk yang kurang
baik. Agar tidak terjadi kelainan pada tulang punggung, maka kita
sebaiknya duduk dengan posisi yang benar.
Gangguan persendian
Gangguan persendian terjadi karena sendi tidak
berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi
dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
1) Dislokasi
Dislokasi merupakan gangguan
yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi
awal karena jaringan ligamen yang sobek atau tertarik.
2) Terkilir
Terkilir merupakan gangguan
karena tertariknya ligamen sendi oleh gerakan tiba-tiba atau gerakan
yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai
peradangan pada daerah persendian.
3) Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan
yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian.
4) Artritis
Artritis merupakan gangguan
yang disebabkan adanya peradangan sendi. Artritis
dibedakan menjadi:
Rematoid, merupakan penyakit menurun
yang dapat timbul di segala umur. Penyakit ini ditandai oleh jaringan penghubung yang tumbuh di dalam
sendi dan kemudian mengeras. Akibatnya, kedua tulang pada sendi
menyatu sehingga tidak dapat digerakkan.
Osteoartritis, merupakan penipisan tulang rawan yang menghubungkan persendian.
Gautartritis, gangguan
gerak akibat kegagalan metabolisme asam urat sehingga
terjadi penimbunan asam urat pada persendian.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Yang perlu diperhatikan dalam memilih Fingerprint untuk sistem Absensi atau Akses Kontrol ruangan dengan menggunakan PHP : Fingerprint ...
-
Tahukah kalian, bahwa Indonesia termasuk sekelompok kecil bangsa yang memperoleh kemerdekaan bukan sebagai pemberian penjajah, atau seb...
-
WiFi atau orang bisa menyebut dengan nama wireless sejatinya mempunyai banyak fungsi, kebanyakan orang mengetahui bahwa WiFi hanya dapat ...
-
Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu temp...
-
Sebelum ke sini baca ini : Memilih fingerprint yang support PHP Parse Data SOAP fingerprint Untuk setting waktu di mesin Fingerprint, ...
-
Sebelum ke sini baca ini : Memilih fingerprint yang support PHP Parse Data SOAP fingerprint Untuk menggambil log data dari mesin finge...
-
Cara mengatasi program yang not responding Tekan pada keyboard CTRL +ALT + Del maka akan muncul Windows Task Manager pilih tab applicati...
-
Melanjutkan postingan sebelumnya setelah memilih fingerprint yang support PHP Untuk menggambil log data dari mesin fingerprint, terlebih ...
-
Sistem peredaran darah kita dapat mengalami gangguan oleh penyakit atau kelainan bawaan (faktor genetis), baik pada darah maupun pada al...
-
Pada Folder installan Delphi, Klik install.exe sampai muncul gambar di bawah ini Klik Ok Program maka akan muncul gambar ...